detikHOT mencatat pada 2016 dunia musik Tanah Air kedatangan banyak pendatang baru. Kehadiran mereka sudah tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Sederet konser dan festival lokal juga digelar di negeri ini. Hingar bingarnya bahkan terdengar sampai ke mancanegara.
Tapi musik memang tidak melulu yang gembira. Tangis kesedihan juga ikut memberikan warnanya.
Kesegaran dari Para Pendatang Baru
|
Ada lagi nama Randy Pandugo, Diastika hingga Eva Celia yang juga mengisi deretan tangga lagu Indonesia. Single milik mereka memang layak berada di puncak.
|
Tapi meski EDM tengah merajai, genre lainnya tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Barasuara, Neonomora dan LaidThis Nite menjadi pendatang baru lainnya, yang biasa disebut musik sidestream.
Hingar Bingar Konser Lokal Terdengar ke Mancanegara
Musisi memang butuh tempat untuk bersuara, itu mengapa sederet acara digelar untuk menyalurkan hasrat tersebut. Jangan anggap remeh dulu, di 2016, Indonesia juga unjuk gigi dengan gelaran lokal bertaraf internasional.
Java Jazz seakan tidak mau absen di tahun ini. Perhelatan itu bahkan memboyong David Foster, Chris Botti hingga Sting. Yang masih senada, ada Jazz Gunung. Bedanya festival ini memang Indonesia banget dengan menyajikan panorama alam.
|
Yang masih hangat dalam ingatan tentu Djakarta Warehouse Project. Festival yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara tersebut terasa begitu spesial dengan sederet musisi dunia yang datang. Hardwell, Martin Garrix, Yellow Claw sampai Zedd berbagi panggung di dua malam. Petjah!
Derai Air Mata Ditinggal Mereka
Tak hanya kabar gembira dan gegap gempita yang terjadi di dunia musik Indonesia, sayangnya 2016 dunia musik masih dirudung kabar duka dan beberapa berita kurang mengenakan.
Kabar duka datang dari musisi Jazz legendaris Indonesia, Ireng Maulana. Beliau mengembuskan napas terakhirnya pada 6 Maret 2016 di usia 71 tahun. Selama hidupnya, Ireng telah melahirkan karya-karya yang bernilai, sebut saja album 'Semua Bisa Bilang' di tahun 1974 dan 'Jazz Tempo Doeloe' di tahun 1982 bersama Ireng Maulana All Stars. Ireng pergi meninggalkan istrinya, Maria Maulana serta empat orang anak.
Pada 17 Mei 2016, Indonesia tampaknya harus kehilangan lagi satu musisi kenamaan. Pada tanggal itu, Deddy Dores tutup usia di umur 65 tahun. Pria kelahiran Surabaya yang pernah bergabung dalam grup Rhapsodia, Super Kid, dan pernah tampil bersama God Bless ini meninggal akibat menderita serangan jantung. Semasa hidupnya, ia penah menciptakan lagu untuk beberapa musisi, salah satunya untuk almarhum Nike Ardilla.
|
Selain kabar duka, ada pula beberapa grup musik yang di tinggal personelnya. Di pertengahan tahun, Hivi muncul dengan kabar hengkangnya Dea Azkadi dari grup yang telah membesarkan namanya. Alasan yang beredar adalah karena Dea ingin melanjutkan studinya.
Berakhirnya proyek kolaborasi antara duo Endah n Rhesa, dengan band folk asal pulau Dewata, Dialog Dini Hari, DDHEAR juga terjadi di tahun ini. Setelah menelurkan mini album 'Parahita', Earnight 2016 yang berlangsung pada 5 Desember di Semarang menjadi panggung terakhir bagi DDHEAR.
Sedangkan di penghujung tahun, pada 23 Desember, melalui akun resminya di Instagram, Banda Neira memutuskan untuk bubar. Duo Rara Sekar dan Ananda Badudu ini telah menelurkan album 'Berjalan Lebih Jauh' dan 'Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti', serta konser 'Kita Sama-Sama Suka Hujan'.
Lalu, seperti apa kira-kira harmoni di tahun depan? Manarik untuk kita simak bersama.
(dar/dar)
0 Response to "Catatan Akhir Tahun Musik Indonesia"
Posting Komentar