Terima AMI Award, Waldjinah Tak Menyangka

Solo - Usia senja tak menutup jalan ratu keroncong Waldjinah memperoleh penghargaan. Di usianya yang ke-72, Waldjinah dianugerahi penghargaan AMI Award.

Si Walang Kekek, sebutan Waldjinah, menang melalui lagunya Panglipur Wuyung. Lagu tersebut menang untuk kategori Karya Produksi Keroncong/Keroncong Kontemporer/Stambul/Langgam.

Ditemui di rumahnya, Mangkuyudan RT 04 RW 02, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (4/12/2017) sore, Waldjinah mengaku tidak menyangka masih berkesempatan memperoleh penghargaan.

"Ora nyongko oleh penghargaan. Wis tuwo kok isih entuk terus. (Enggak menyangka dapat penghargaan. Sudah tua kok masih dapat terus)," kata Waldjinah dengan wajah semringah.

Panglipur Wuyung merupakan lagu yang spesial bagi Waldjinah. Syairnya menceritakan kisah cinta Waldjinah dengan suaminya saat masih pacaran.

"Ceritanya pas lagi pacaran tahun 1960. Itu sebenarnya enggak boleh pacaran, delik-delikan (sembunyi-sembunyi). Jalan-jalan, pokoknya mesra banget. Akhirnya tahun 1961 menikah," katanya.

Waldjinah yang didampingi putranya, Ary Mulyono, mengatakan bahwa lagu Panglipur Wuyung sebenarnya bukan lagu baru. Tahun 2013 lagu tersebut kembali direkam dengan aransemen baru.

"Pertama kali dibawakan tahun 1970 di Lokananta. Lalu diaransemen baru. Saat itu hanya rekaman empat lagu, Ayo Ngguyu, Panglipur Wuyung, Kembang Kacang, Gombal Gambul," kata Ary.

Adapun penghargaan tersebut telah dimenangi pada 16 November 2017 lalu. Namun karena Waldjinah berhalangan hadir, piala diterima oleh produser Gema Nada Pertiwi (GNP), Jaka Winata Susilo.

Hari ini, Jaka menyerahkan piala tersebut ke rumah Waldjinah. Jaka bercerita, selain Panglipur Wuyung terdapat satu lagu lain yang masuk nominasi.

"Satu lagu lain masuk nominasi Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah, Kembang Kacang kalah dengan Jogja Hip Hop Foundation. Namun untuk Panglipur Wuyung memang istimewa," ujar Jaka.

(doc/doc)


Related Posts :

0 Response to "Terima AMI Award, Waldjinah Tak Menyangka"

Posting Komentar