Terima Hasil Konferensi Musik, Jokowi Fokuskan Tata Kelola Karya

Jakarta - Sejumlah pemangku kepentingan di industri musik datang menyambangi Istana Kepresidenan di Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Maksud kedatangannya adalah membicarakan hasil dari Konferensi Musik Indonesia (KAMI) yang diselenggarakan di Ambon pada hari Musik Nasional, 9 Maret 2018 lalu.

Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi salah satu yang hadir di acara tersebut. "Kami melaporkan kepada bapak Presiden di Istana, tentunya yang melaporkan adalah ketua dari KAMI yaitu saudara Glenn Fredly," ujarnya.

Melalui sambungan telepon dengan detikHOT, Jumat (23/3/2018), Triawan Munaf menerangkan perihal tanggapan Presiden Joko Widodo. Di antara poin-poin permasalahan yang telah disampaikan, persoalan tata kelola musik menjadi yang paling diperhatikan oleh Presiden.


Menurut Triawan, Jokowi bahkan meminta agar persoalan tata kelola dikerjakan terlebih dahulu. Hal tersebut diamini Triawan karena menurutnya segala permasalahan yang ada di industri musik haruslah dituntaskan satu per satu.

"Pesan dari presiden adalah, beliau juga (mengakui) bahwa kami belum maksimal. Kreator-kreator atau pencipta lagu Indonesia itu belum mendapat imbalan yang sesuai dengan hak nya. Beliau menyampaikan dalam menyampaikan ini tolong dibuat tahapan-tahapan. Agar tuntas. Jangan semuanya mau dikerjakan, karena banyak masukan-masukannya. Misalnya tata kelolanya, bereskan dulu," kata Triawan Munaf.

Disampaikan oleh Triawan, Jokowi menggarisbawahi, tanpa adanya tata kelola musik yang baik, industri musik dikhawatirkan akan 'jalan di tempat'. Maka itu persoalan tata kelola dan royalti menjadi hal yang penting.

"Karena kalau tata kelola bisnis musik belum benar, apapun yang kita lakukan akan seperti ini. Jadi beliau sangat sadar dan beliau sangat tahu sekali bahwa tata kelola ini yang paling penting. Nanit ada promosi, nanti ada penggalian budaya Indonesianya, tapi tata kelola itu harus," sambungnya.

Pengembangan Aplikasi

Membenahi tata kelola musik tentunya bukan semudah membalikan telapak tangan. Butuh sebuah langkah nyata agar hal tersebut dapat berjalan secara efektif.

Ditanyai mengenai solusi dari pembenahan tata kelola, Triawan Munaf menyampaikan Bekraf sejak akhir tahun lalu tengah mengembangkan sebuah aplikasi yang terhubung dengan berbagai platform pemutar lagu yang nantinya dapat melacakan ketika ada sebuah lagu yang diputar.

Nantinya, setiap karyanya diputar, penulis lagu akan bisa mendapatkan royalti selama ia telah mendaftarkan hak ciptanya dalam aplikasi yang bersifat terpusat itu. Bekraf menyebutnya sebagai proyek 'Porta Monte'.

"Misalnya para pencipta, kalau dia menciptakan lagu bisa mendaftar secara detail, namanya siapa, alamatnya dimana, NPWP-nya berapa, nomor rekening bank-nya berapa, lagunya jenis apa biar didaftarkan secara tersentralisasi agar kami punya big data musik nasional," sebut Triawan.


Tidak hanya akan terhubung dengan platform pemutar lagu, aplikasi tersebut juga harus terhubung dengan kementrian dan lembaga terkait. Misalnya, Triawan menyebutkan, LMKN (Lembaga Menejemen Kolektif Nasional), Direktorat Pajak, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, dan lain sebagainya.

Ia juga menambahkan, hal serupa juga sudah berjalan di beberapa negara. Di negara-negara tersebut, aplikasi sejenis dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta. Indonesia pun akan mengikuti langkah serupa, nantinya aplikasi yang tengah dikembangkan bukan menjadi milik Bekraf, tapi milik swasta.

"Nanti ada proses administrasinya, yang penting bukan dimiliki oleh pemerintah, tapi kami (pemerintah) tolong, kami endorse, kami hubungkan dengan kementrian lain. Karena ini butuh, kalau swasta yang mengerjakan ini nggak bisa, harus ada pemerintahnya, tapi tidak memiliki," urainya.

Meski terdengar akan menjadi angin segar, namun rupanya aplikasi tersebut belum bisa terwujud dalam waktu dekat ini. Sebab menurut Triawan Munaf, persoalan tata kelola musik bukanlah hal yang mudah untuk dibereskan. Ia menyampaikan, para pengembang dari aplikasi tersebut juga membutuhkan waktu untuk menjadikan aplikasi ini efektif untuk digunakan.

"Ini sebuah project besar yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi kami sudah bicara dengan yang membuat project ini, 'Pak jangan diburu-buru kami'. Ini nggak mudah, kalaupun sudah jadi ini akan di test trial dulu di suatu daerah, dicoba kalau ada kekurangan ini diperbaiki macem-macemnya itu. Jadi nggak bisa cepat," jelasnya.
(srs/dar)


Photo Gallery

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

0 Response to "Terima Hasil Konferensi Musik, Jokowi Fokuskan Tata Kelola Karya"

Posting Komentar