Hal tersebut ia ungkapkan dalam sebuah sesi wawancara dengan British Vogue di mana ia menjadi sampul dari majalah tersebut. Dalam percakapan itu, ia mengakui dirinya menderita PTSD (post-traumatic stress disorder).
"Sangat berat untuk berbicara mengenai peristiwa itu karena ada banyak orang yang terluka parah, kehilangan yang mendalam. Namun ya, itu hal yang terjadi," ungkapnya.
"Aku tahu ada banyak keluarga dan penggemarku, dan semua yang juga merasa kehilangan dan sakit hati," tambahnya.
PTSD tersebut menyebabkan dirinya tak dapat membicarakan ledakan tersebut tanpa merasa emosional dan menangis.
"Aku merasa aku sebaiknya tidak pernah menceritakan pengalamanku, sepertinya seharusnya aku tidak berkata apapun. Aku tak tahu bagaimana untuk tidak menangis ketika membicarakan tentang itu," ujarnya.
Ledakan di konser Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris pada Mei tahun lalu memakan 22 orang meninggal dunia dan 59 orang terluka. Bom bunuh diri tersebut diledakkan ketika orang-orang mulai keluar dari arena konser.
Pasca ledakan, Ariana Grande pun membuat sebuah konser bertajuk One Love Manchester. Sejumlah musisi pun mengisi konser amal itu, di antaranya Coldplay, Liam Gallagher, hingga Justin Bieber.
Dalam konser tersebut, Ariana Grande menyanyikan 'Somewhere Over The Rainbow' diiringi dengan piano.
Menurutnya, lagu tersebut dipilihnya untuk dibawakan dalam konser tersebut karena merupakan pilihan dari kakeknya.
"Ia selalu memintaku untuk menyanyikannya di konserku. Ia selalu berkata, 'Taukah kamu dimana kamu harus berhenti? Di balik pelangi'. Dan saya tak pernah melakukannya hingga momen tersebut," ungkapnya pada The Fader.
(srs/kmb)
Photo Gallery
0 Response to "Ariana Grande Akui Jiwanya Terguncang Pascaledakan Manchester Tahun Lalu"
Posting Komentar