Menurut Manajer Base Jam, Aris, grup musik yang terbentuk sejak 1994 itu seharusnya membawakan 10 lagu, hanya saja mereka baru sempat menyanyikan tiga lagu sebelum dibubarkan.
"Kami hanya bisa membawakan 2 lagu setengah. Awalnya mau bawain 10 lagu, tapi melihat suasana akhirnya cuma bawain empat lagu, tapi nggak jadi keburu ada insiden," ujar Aris.
Lagu terakhir yang Base Jam bawakan adalah 'Bukan Pujangga' setelah sebelumnya menyanyikan 'Bungong Jeumpa' dan 'Jatuh Cinta'.Alasan dibubarkannya penampilan Base Jam sebenarnya hanya dikarenakan materi promo di mana menampilkan poster personel perempuan tidak mengenakan hijab.
"Ada pihak yang nggak setuju foto kami tidak memakai kerudung, ada pihak yang memproteslah," jelas Aris.
Tampilnya grup musik yang terbentuk pada 1994 itu rangka penutupan Aceh Culinary Festival (ACF) 2019 yang berlangsung di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (7/7/2019).
Dilaporkan, sejak awal acara sekolompok massa memang menolak Base Jam tampil di atas panggung.
Selain karena foto tidak mengenakan kerudung, protes juga dipicu oleh foto Masjid Raya Baiturrahman yang berada diletakkan di bawah foto personel Base Jam dalam poster.
Sempat ada audiensi yang Kepala Disbudpar Aceh Jamaluddin sempat digelar beberapa hari lalu. Dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, tim Aswaja dalam pertemuan itu meminta Base Jam tidak tampil dengan iringan musik pada malam penutupan ACF.
Lewat akun Instagram-nya Base Jam meminta maaf karena tidak bisa melanjutkan penampilan kepada para penggemarnya di Aceh.
"Terimakasih atas support dan kesempatannya, Aceh. Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dan setlist kami tidak bisa dimiankan secara lengkap. Semoga bisa lebih menyenangkan di kesempatan berikutnya," tulis mereka.
(srs/doc)
Photo Gallery
0 Response to "Base Jam Buka Suara Soal Konser yang Dibubarkan di Aceh"
Posting Komentar