Wawancara Lengkap Alan Walker, Makna Masker hingga Rencana Album Baru

Jakarta - Setelah sempat menyambangi Indonesia beberapa kali, Alan Walker kembali ke Jakarta untuk tampil di acara Spotify On Stage yang berlangsung kemarin, Jumat (12/10/2018) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sesaat sebelum DJ dan produser musik asal Norwegia ini tampil, detikHOT berkesempatan untuk berbincang dengannya di sebuah hotel di kawasan Kemayoran.

Saat menjumpai detikHOT, Alan Walker tampak ramah dan bersemangat. Ia mengenakan pakai serba hitam namun dirinya tak mengenakan masker yang biasa menutupi wajahnya. "Halo apa kabar, senang bertemu denganmu," ungkapnya semringah sambil menyalami awak detikHOT.

Wawancara tersebut berlangsung singkat namun pria kelahiran 23 Agustus 1997 itu menjawab pertanyaan dengan baik dan informatif. Berikut isi perbincangan detikHOT dengan Alan Walker.

Lagumu sangat tenar di Indonesia, bagaimana perasaanmu, apa hal itu yang akhirnya membuatmu kembali ke sini?

Aku selalu merasa sangat bersemangat (untuk kembali ke Indonesia) karena kadang aku melihat statistik (akun Instagram) milikku dan melihat ada berapa banyak pengikutku. Ini menarik, karena bila aku mengingatnya dengan benar, 20 persen dari pengikutku berasal dari Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara terbesar darimana pengikutku berasal. Banyak dukungan dan cinta dari sini. Ini adalah salah satu caraku berterima kasih pada penggemar Indonesia.

Lantas, apa kamu sudah mendengarkan musik di Indonesia dan adakah rencana berkolaborasi dengan musisi Indonesia?

Aku belum mengetahui secara spesifik siapa saja musisi Indonesia, tapi aku selalu terbuka untuk kolaborasi dengan siapapun. Aku juga sangat terbuka untuk belajar dari siapapun, termasuk dari musisi Indonesia.

Bicara tentang kepopularanmu kini, sebenarnya sejak kapan kamu memulai perjalanan bermusikmu?

Perjalanan karier bermusikku mungkin dimulai di sekitar 2007 atau 2008. Lalu aku mengunggah laguku di YouTube dan Soundcloud pada 2011. Aku mendengarkan banyak musik, misalnya tekno, lalu aku mulai coba-coba membuat lagu dan memasukannya ke YouTube. Aku tidak memiliki latar bermusik seperti yang banyak orang miliki, namun hari ini teknologi sudah tersedia, semua sudah ada di internet, kamu bisa membuat apapun yang kamu inginkan.

Di awal karier, kamu tidak langsung menggunakan nama Alan Walker, kenapa kamu mengganti nama panggung?

Aku mulai menggantinya di sekitar 2014, aku menggantinya sebelum 'Faded' dirilis (tertawa). Dulu namaku DJ Walkzz. Alasannya, mungkin dulu aku terlalu kekanak-kanakan, aku melihat banyak orang menamakan dirinya DJ Harmonix, DJ Pick Me atau apa pun. Hal itu populer di era 2010-an, tapi kemudian tak populer lagi di era sekarang. Akhirnya aku bertanya di grup facebook dan mereka menyarankanku untuk menggunakan nama asliku Alan Walker. Aku ingin dikenal lebih dewasa dan menggunakan nama asli menunjukan profesionalitas. Lagipula kini aku bukan hanya DJ, namun juga produser musik. Sehingga menyematkan DJ di depan namaku rasanya sudah tak lagi relevan.

Selama berkarier di dunia musik, adakah hal yang paling kamu suka dari industri ini?

Berada di industri sekian lama membuatku sadar betapa industri ini sangat menyenangkan dan unik, bagaimana musik bisa mengkoneksi segala hal secara bersamaan. Maka aku sangat mendukung layanan streaming digital sebagai salah satunya, karena layanan tersebut bisa diakses ke hampir seluruh penjuru dunia. Sehingga musikku bisa berkelana ke banyak tempat. Aku sangat senang bisa menjadi salah satu bagian dari industri dan komunitas tersebut. Pada dasarnya musik mewakili gairah dan cinta dari sebuah komunitas.

Bila tidak menjadi musisi, kira-kira sekarang kamu sedang jadi apa?

Saat muda aku selalu berusaha mencari tahu ingin jadi apa aku di masa depan, tapi aku sadar, sekolah bukan tempat yang tepat untuk diriku. Aku selalu malas sekolah dan ingin cepat cepat pulang untuk belajar Photoshop dan program desain digital lainnya. Tapi, aku selalu ingin menjadi anggota militer. Aku tak pernah masuk menjadi anggota militer. Saat ada pendaftaran untuk menjadi tentara negara, lagu 'Faded' meledak di internet. Jadi mimpi itu aku tanggalkan. Bila aku tidak menjadi musisi, aku ingin sekali menjadi tentara atau belajar musik di Amerika, atau apapun aku hanya ingin sekadar bekerja, menjadi kasir di minimarket pun tak masalah.

Tentang kostummu, kenapa kamu selalu mengenakan masker?

Inspirasi di baliknya kostumku, seperti hoodie dan masker mulut ini, aku sebenarnya mencampurkan semua hal yang aku sukai, terinspirasi dari kegemaran pribadiku selama hidup. Misalnya dari grup hacker anonymous, desain grafis, desain-desain lainnya, hingga game 'Watch Dog'. Semua berdasarkan kesukaanku pada game dan programming. (tertawa) Masker ini bukan simbol misterius atau bahwa aku ingin menyembunyikan diriku dari dunia, tapi aku ciptakan ini sebagai simbol persatuan dan kesetaraan.

Lalu dari mana inspirasi logo Alan Walker yang selalu ada di bajumu?

Logo ini pada dasarnya terinspirasi dari Linkin Park. Logo mereka yang terlihat seperti satu garis lurus membentuk huruf L dan P kemudian lingkaran. Simbolku pun serupa, ujung di huruf A dan W ini sejajar karena jika ditarik garis bisa membentuk bulatan sempurna.

Saat 'Faded' terkenal kamu masih duduk di bangku sekolah, bagaimana rasanya menjadi popular di antara teman-teman sebayamu?
Rasanya begitu aneh, tapi juga terasa begitu menyenangkan. Aku pikir lagu itu juga sangat menbantu (dalam karier bermusik) karena lagu itu sangat sukses. Saat itu aku masih sedang dalam proses bertumbuh dewasa, aku tidak berpikir untuk melakukan apa-apa sebenarnya. Aku rasa ini menbantuku untuk melewati masa-masa di kampus juga. Namun aku rasanya yang terpenting adalah untuk selalu mengingat darimana kamu berasal. Jadi ketika 'Faded' begitu sukses, aku tetap ingat kehidupanku dan menjadi diri sendiri. Yang paling penting adalah mengingat siapa sebenarnya dirimu.

Kamu berkolaborasi dengan banyak artis, salah satunya kpop. Punya kriteria khusus siapa yang ingin kamu ajak bekerja sama?

Ini (musisi yang diajak kolaborasi) bisa jadi siapapun. Biasanya aku memberitahu ke orang yang ingin ku ajak kolaborasi bahwa, 'Hei aku ingin membuat lagu' dan kami memulainya dari membuat lagu. Aku rasa ini menarik, bila berkolaborasi dengan genre yang berbeda, misalnya kolaboratorku dengan kpop dan aku dengan EDM.

Ada kesulitan bahasa yang kamu alami saat berkolaborasi dengan Lay dari EXO atau Seungri dari BIGBANG?

Ya, tentunya bila dengan artis korea adalah bahasa. Aku rasa komunikasi adalah hal yang sangat penting. Namun aku rasa saat ini sangat penting untuk bisa mengkombinasikan musik dari berbagai genre yang berbeda. Kpop misalnya, kini sangat dikenal di Amerika dan Eropa. Dan dengan pasar yang lebih luas, mungkin aku bisa mengembangkan karierku di Asia juga.

Baru-baru ini kamu merilis 'Diamond Heart' dengan Sophia Somajo, bagaimana ceritanya?

Lagu itu berangkat dari melodinya lalu kemudian baru liriknya datang belakangan. Inspirasinya datang dari mana saja, tidak ada yang mutlak aku hanya ingin memberikan nuansa yang baik dan ceria pada lagu itu. Aku menuliskan liriknya lalu Sophia sangat baik sehingga aku tak harus melalukan banyak hal untuknya. Dia sangat sangat luar biasa. Lucunya, lagu ini pertama kali digarap pada awal 2017, jadi lagu ini hampir menghabiskan waktu penggarapan nyaris 1 atau 2 tahun.

2 tahun adalah waktu yang lama, tapi rata-rata biasanya kamu menghabiskan berapa lama untuk membuat satu lagu?

Bila 'Diamond Heart' menghabiskan waktu 1 atau 2 tahun, namun tidak selalu demikian, setiap lagu memiliki waktunya masing-masing. Saat membuat 'Diamond Heart' conotohnya, aku sempat berpikir lagu tersebut sudah rampung namun aku ingin mencoba sesuatu yang baru. Lalu kamu mengerjakannya kembali, aku ingin ini menjadi laguku yang spektakular. Jadi tergantung, biasanya satu lagu menghabiskan waktu sebanyak dua bulan hingga dua tahun untukmu merasa puas dan ingin mengeluarkannya.

Setelah 'Diamond Heart', ada rencana apalagi?

'Diamond Heart' sudah rilis, mungkin setelahnya akan ada album. Ini akan sangat menyenangkan.

Apa albumnya sudha boleh dibocorkan tentang apa?

Mungkin belum bisa, karena aku belum bisa membocorkan detail-nya. Aku masih harus melakukan finalisasi bulan depan, jadi kalian masih harus menunggu.

Tonton video Ini yang Dikangenin Alan Walker dengan Indonesia

[Gambas:Video 20detik]


(srs/dal)

Photo Gallery

0 Response to "Wawancara Lengkap Alan Walker, Makna Masker hingga Rencana Album Baru"

Posting Komentar