"Semalam memang kesabaran masyarakat tidak bisa dikendalikan karena memang dari pihak Disbudpar ataupun panitia yang menampung acara itu seperti ingkar janji," kata Ketua tim Aswaja Aceh, Umar Rafsanjani saat dimintai konfirmasi wartawan, Senin (8/7/2019).
Base Jam sejatinya tampil dengan 10 lagu di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (7/7) malam. Namun Base Jam hanya sempat membawakan tiga lagu sebelum akhirnya memilih menghentikan menghibur penggemarnya di Tanah Rencong.
Umar ikut bersama sekelompok massa dalam pembubaran itu. Menurutnya, sebelum konser digelar pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Disbudpar. Dalam pertemuan itu disepakati band yang terbentuk pada 1994 itu hanya mengendorse kuliner Aceh.Namun usai acara penutupan, Base Jam tetap tampil dengan membawa lagu pembuka 'Bungong Jeumpa'. Umar mengaku saat itu masih memberi toleransi dan menjamin masyarakat tidak akan berbuat rusuh.
"Tapi nyata-nyatanya, di lapangan kan, hanya sebentar lagu 'Bungong Juempa' lalu dimasukkan terus lagu Base Jam-nya seperti biasanya. Sedangkan itu yang tidak kami inginkan, kan. Kami yang petinggi-petinggi ini kan tidak sanggup kami tahan juga amarah masyarakat yang langsung rusuh," ungkapnya.
"Makanya kan tidak etis masa acara promosi kuliner dibuat band. Jadi tidak ada hubungan dengan acara kuliner. Kalau kami sangat setuju dengan acara kuliner itu, bukan acara kulinernya yang kami permasalahkan," sebut Umar.
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh Kombes Trisno Riyanto, mengatakan, penutupan Aceh Culinary Featival awalnya berjalan dengan lancar. Namun tiba-tiba sekelompok massa muncul dan memicu keributan.
"Konser tidak ada hanya mengisi acara pada kegiatan festival kuliner Aceh. Kegiatan dari awal berjalan aman lancar. Namun diakhir acara ada sekelompok masyarakat buat keributan di lokasi kemudian dihalau oleh anggota dan kegiatan Base Jam kemudian dihentikan," kata Trisno kepada wartawan.
(agse/srs)
Photo Gallery
0 Response to "Alasan Massa Bubarkan Konser Base Jam di Aceh"
Posting Komentar