DItetapkan UNESCO, Ini Perjalanan Ambon Dapat Gelar Kota Musik

Bandung -

Ambon telah resmi ditetapkan sebagai Kota Musik UNESCO pada 30 Oktober 2019. Akan tetapi, sebelum predikat itu benar-benar disematkan pada kota yang terletak di Maluku tersebut, ada perjalanan panjang yang dilalui oleh Ambon.

Ari Juliano Gema dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkapkan, perjalanan Ambon hingga ditetapkan sebagai kota musik telah berlangsung sejak sekitar 2011.

"Ambon pada tahun 2011 sudah mendeklarasikan dirinya sebagai kota musik karena kulturnya. Pada 26 Oktober 2016, akhirnya kami mendeklarasikan Ambon sebagai kota musik secara mandiri," kisah Ari yang pada saat itu masih bergabung bersama Bekraf.

Cerita itu dikisahkan dalam diskusi Membangun Kota Musik yang berlangsung di Konferensi Musik Indonesia (KAMI) 2019 di Soreang, Jawa Barat, Sabtu (24/11/2019).

Ambon mendaftarkan diri untuk menjadi kota musik ke UNESCO bersama dengan Surakarta. Akan tetapi, hanya Ambon yang pendaftarannya diterima.

Pada September 2018, Ambon menyerahkan sejumlah dokumen pada UNESCO di Bali. "Orang UNESCO pada saat itu bertanya, ekosistem musik di Ambon sudah sampai mana? Saya jawab, orang Ambon sudah bernyanyi mulai dari pantai sampai gunung," ungkap Ronny Lopis dari Ambon Music Office.

Menurut Ronny, musik dan warga Ambon telah menjadi satu kesatuan. Bernyanyi, secara turun temurun, telah menjadi tradisi bagi masyarakat Ambon.

Ronny menuturkan, hal tersebut terbentuk secara natural karena lanskap wilayah tersebut. "Semua penyanyi Ambon itu berjenis suara lirih, itu karena pengaruh pantai, jadi frekuensi suaranya middle," terangnya.

"Musik itu intuisi dan DNA-nya orang Ambon, kolaborasi musik untuk perdamaian di Ambon angkanya sangat tinggi. Jadi segala sesuatunya tidak artifisial, melainkan natural," tambahnya.

(srs/doc)

0 Response to "DItetapkan UNESCO, Ini Perjalanan Ambon Dapat Gelar Kota Musik"

Posting Komentar